Senin, 26 Maret 2012

What Love's Like - Part 9


Tittle                : What Love’s Like? – Part 9
Author             : ratu_regina
Genre              : Romance, Comedy
Main Casts     : Choi Minho, Kim Kibum “Key”,  Bae Suzy
Other Casts    : Choi Minyoung, Choi Go Eun, Onew, Taecyeon & Junho 2PM SHINee,
Lee Taemin
Length             : ? (belum ditentukan)
Rating              : PG-15



Key POV
            “A-a-aboeji, eomonim, apa maksud dari semua ini? Kalian tidak sedang bercanda kan?” tanyaku kaget. Ya Tuhan, semoga ini hanya mimpi. Semoga tadi aku hanya salah dengar.
            Dengan santainya orang tuaku hanya tersenyum menanggapi pertanyaanku. Pertanyaan anak semata wayang mereka yang baru menginjak tahun kedua di SMA. “Kibum. Ini adalah urusan bisnis yang belum kau mengerti. Kami akan melakukan kontrak kerjasama dengan perusahaan tuan Choi. Sebagai pengikat kerja sama, kami memutuskan untuk menjadi keluarga,” jawab eomonim.
Go Eun? Yang benar saja ! Mengapa bukan yeoja lain? Sepertinya dunia ini sempit sekali. Cih !
            Dan... apa ini? Perjodohan? Ini 2012 ! 2012 ! Orang tuaku, apa mereka sedang dirasuki arwah leluhur sehingga pemikiran mereka bisa begitu kuno?
            Yang jelas kepalaku benar-benar pusing memikirkan segala kemungkinan ini. Go Eun, jangan coba-coba untuk menyetujui kekonyolan ini.
            Sepanjang acara makan malam, aku lebih memilih bungkam. Namun, apa yang dilakukan yeoja di hadapanku? Dengan santainya ia ikut larut dalam obrolan bersama para orang tua. Benar-benar muka dua. Saat ini ia bersikap manis di hadapan kedua orang tuaku. Jangan-jangan ia juga punya andil dalam jodoh-jodohan ini?
            “Eomma, aku merasa tak enak badan,” ujar yeoja itu. Ia memegangi pelipisnya, wajahnya nampak seperti sedang menahan sakit. Ya ampun, jelas-jelas dia sedang berakting. Kau benar-benar gadis buruk rupa yang senang memakai topeng, Choi Go Eun.
            “Kibum, bagaimana kalau kau mengantar Go Eun pulang?” tanya eomoniim padaku.
            Eoh? Mengantar Go Eun pulang? Kulirik lagi dia. Dapat kutangkap ia sedikit tersenyum mendengar pertanyaan eomonim. Tuh kan, sudah kuduga kalau ia sedang berpura-pura. Tapi, karena kebetulan aku juga sudah tidak betah, selera makanku pun sudah menghilang sejak tadi, lebih baik aku menurut saja.
***

Author POV
            “Kau sudah tau?” tanya Key pada Go Eun begitu mereka duduk di jok mobilnya. Go Eun berpaling menatap Key. “Mengenai apa?”
            “Ck ! Hapus ekspresi innocent-mu itu ! Aku tau kau bukan benar-benar tidak mengerti pertanyaanku,” cibir Key. Go Eun menarik sebelah sudut bibirnya. Menatap Key dengan senyum meremehkan.
            “Sudah,” jawab Go Eun dengan ekspresi yang berubah datar seketika. “Makanya aku pindah ke sekolahmu,” lanjutnya.
            Belum sempat Key berbicara, Go Eun menambahkan lagi, “Ini bukan yang kau inginkan sejak dulu? Kau menginginkanku? Kini kau bahkan tak perlu repot-repot lagi.”
            Key mencerna ucapan Go Eun. Memang benar dulu ia menyukai Go Eun. Tapi itu dulu. Kini bahkan tak ada lagi yang tersisa di hatinya. Meski itu hanya cinta monyet, ia benar-benar pernah menyayangi Go Eun. Pernah. Kini tidak lagi.
            “Mengapa kau tak pernah memberitahuku?” tanya Key dengan nada membentak. Go Eun masih menunjukkan sikap santai seakan tak terjadi apa-apa. “Kau tak pernah bertanya,” ujar yeoja itu dengan tenang.
            “Aish... jinja !” umpat Key kesal sambil memukul stir. “Bagaimana cara membatalkannya?” tanya Key lagi.
            “Mana aku tau? Wae? Kau ingin membatalkannya? Apa kau tidak takut menyesal?” tanya Go Eun sinis.
            Key berdecak kesal, ia mengangkat sebelah alisnya mendengar pertanyaan Go Eun barusan. “Menyesal katamu? Perhatikan kata-katamu, Choi Go Eun. Sepertinya kau yang menyesal karena pernah mempermainkanku. Kau tidak malu menuduhku dengan pertanyaanmu itu?” balasnya tak kalah sinis.
            Go Eun kehabisan kata-kata. Akhirnya ia memilih untuk bungkam sambil memandang ke luar dengan perasaan jengkel.
            Mereka tiba di sebuah gedung apartemen. Tak ada satupun yang berinisiatif untuk keluar dari mobil. “Kau tidak turun?” tanya Key. “Atau jangan-jangan kau ingin aku membukakan pintu untukmu? Huh ! Jangan terlalu berharap,” lanjutnya.
            Go Eun tak menjawab. Hening sesaat. Tiba-tiba saja bahu yeoja itu bergetar, ia terisak menatap Key. Namja itu sedikit kaget melihat wajah Go Eun yang berlinang air mata. “Tak bisakah kau bersikap sedikit lebih baik padaku? Mengapa kau begitu jahat? Mengapa kau begitu membenciku? Itu sudah lama berlalu, Kibum,” kata Go Eun sambil terisak.
            Key diam. “Haruskah aku? Lalu, mengapa kau pergi waktu itu? Mengapa kau memilih Minho? Kau tau, sejak saat itulah aku mulai menghapusmu secara perlahan dari memoriku,” jawab Key kembali tenang.
            “Ta-tapi itu sudah lama berlalu”
            “Justru karena sudah lama berlalu makanya aku sudah tak mengharapkan kehadiranmu lagi. Mengapa kau baru datang sekarang? Mengapa di saat aku selalu menunggumu kau tak pernah datang? Kini kau datang dan menyimpulkan kalau aku masih menyukaimu? Aku bahkan baru saja membenahi perasaanku. Tidakkah kau memikirkan hal itu?” tanya Key bertubi-tubi. Nafasnya tersengal. Ia bisa saja ikut menangis saat ini. Tapi ia adalah laki-laki. Ia tak ingin terlihat lemah di hadapan yeoja.
            “Tidak bisakah kita memulai dari awal?” tanya Go Eun penuh harap.
            Key memalingkan wajahnya. “Sudah terlambat,” ujarnya sambil meninju dada. Ia menambahkan, “Ini hatiku. Semua sudah basi. Aku sudah menyimpan nama lain.”
            “Nugu?” tanya Go Eun sambil menyeka air mata. Namun bukannya mengering, matanya malah semakin memanas. Key tak kunjung menjawab. Sekali lagi ia bertanya, “Nugu? Kau bohong kan? Kau hanya ingin aku menjauhimu jadi kau berkata seperti itu. Iya kan?”
            Key mengangkat sebelah tangannya, meminta Go Eun agar diam. Ia sendiri tak begitu yakin dengan kata-kata yang baru saja meluncur dari mulutnya. Entah mengapa ada rasa lega menyeruak dalam dirinya. Ia heran namun tak menyesali ucapannya.
            “Jangan mengharapkanku lagi. Ada tidaknya orang lain yang kusukai, aku tetap tak akan berpaling padamu lagi,” jawab Key. Ia menghela nafas, menatap Go Eun untuk kesekian kalinya. Kemudian ia keluar untuk membukakan pintu bagi yeoja itu.
            “Kibum..” panggil Go Eun lirih. Key mengedikkan kepalanya mengisyaratkan Go Eun agar segera turun dari mobil. Tak tersenyum sedikitpun.
            Go Eun turun dari mobil. Ia berjalan melewati Key sambil terus menatap lurus. Namja itu bahkan tak menunggu sampai Go Eun masuk ke dalam apartemennya.
            “Kau kira dengan berkata seperti itu aku akan pergi?” gumam Go Eun sambil menatap mobil Key yang semakin menjauh. “Kau kira aku jauh-jauh kembali ke sini hanya untuk mendengar penolakanmu?” tambahnya. Ia mencoba meyakinkan diri, “Kau masih labil, Kibum. Aku yakin itu. Kau mungkin masih butuh waktu untuk menerimaku kembali.”
***

            Key menyetir mobil dengan kecepatan di atas rata-rata. Perasaannya campur aduk. Meskipun tadi ia nampak tenang, namun dalam hatinya tak menentu. Ia begitu ingin cepat-cepat pergi dan melampiaskan keresahannya. Ya. Apa lagi kalau bukan karena perjodohan yang secara tiba-tiba?
            Key menepikan mobilnya di depan sebuah gedung bertingkat. Sempat terjadi keraguan sebelum memasuki tempat itu. Tadinya ia hendak berbalik. Namun diurungkannya ketika sudut matanya menangkap sesosok orang yang dikenalnya sedang berjalan keluar bersama seorang lelaki.
            “Sue Ji?” Key memastikan apa yang dilihatnya itu benar. Dan tak salah lagi, orang itu adalah Bae Sue Ji yang sedang bersama Taemin. Akhirnya ia membatalkan niatnya untuk pergi dan menunggu Sue Ji keluar dan Taemin kembali ke dalam.
            “Kau, apa hubunganmu dengan Lee Taemin?” Sue Ji terkejut mendapati Key yang tiba-tiba saja muncul di hadapannya sambil berpangku tangan.
            “Eh? Kenapa kau bisa ada di sini Key?” tanya Sue Ji ramah. Tentu saja, bukankah mereka adalah teman sekarang?
            “Harusnya aku yang menanyakan hal itu. Apa yang dilakukan seorang gadis di apartemen penuh namja pada malam hari?”
            “Itu... aku, karena aku harus memasakkan makan malam untuk mereka,” jawab Sue Ji jujur dan hal itu sukses membuat lawan bicaranya mengernyit.
            “Memasak makan malam? Untuk mereka? Memangnya kau ibu mereka apa?” nada Key mulai meninggi.
            “Apa maksudmu? Kenapa kau tiba-tiba datang dan marah-marah? Ceritanya panjang, Key. Aku–“ belum sempat Sue Ji meneruskan kalimatnya, Key sudah menarik tangannya memasuki mobil. Mau tak mau gadis itu hanya menurut.
            Key duduk di bangku kemudi dan menyalakan mesin. Sue Ji tak berani bersuara. Ia agak heran dengan Key malam ini. Ada yang berbeda dengannya. Malam ini Key nampak lain dengan setelan jas dan kemeja yang kancing atasnya terbuka, begitu pula dengan dasinya yang telah dilonggarkan. Meskipun agak berantakan, Sue Ji akui kalau Key sangat tampan malam ini– walau pada hari biasa pun ia tetap tampan.
            “Key?” panggil Sue Ji sementara Key masih berkutat dengan jalanan. Merasa diabaikan, Sue Ji memanggil lagi. “Key, kita mau ke mana?”
            “Mengapa kau memasak makan malam untuk mereka?” tanya Key tanpa menjawab pertanyaan yang baru saja Sue Ji lontarkan.
            Sue Ji bingung dari mana ia harus memulai cerita. Akhirnya ia memutuskan untuk tidak menceritakan mengenai perjanjiannya. Ia bahkan baru menyadari kalau perjanjiannya dengan Minho sangat tidak masuk akal hanya karena sebuah sketch book.
            “Aku hanya kasihan karena setiap malam mereka hanya makan mie instan,” jawab Sue Ji. Ia tak sepenuhnya berbohong, karena ia memang tak sungguh-sungguh takut pada ancaman Minho, melainkan karena ia merasa kasihan setelah mendengar kalau tak satupun dari penghuni apartemen tersebut yang bisa memasak makanan selain mie instan.
            “Mereka kan bisa beli makanan di luar? Kenapa kau harus repot-repot? Mulai besok jangan melakukan hal itu lagi,” titah Key. Dari nada bicaranya jelas ia serius dengan ucapannya.
            “Tapi–“
            “Jangan membantah. Aku tidak suka temanku dimanfaatkan seperti itu,” ujar Key tegas.
            Mendengar kalimat yang baru saja terlontar dari mulut Key membuat Sue Ji tersanjung. ‘Teman’. Sebuah kata yang mampu membuat Sue Ji langsung mengangguk. Sepertinya ia bahkan akan menuruti semua kemauan Key asal namja itu mau berkata manis seperti tadi. Sebuah kejadian yang langka memang.
            Key tersenyum lega. Entah ada dorongan dari mana, tiba-tiba Sue Ji mengucapkan sesuatu yang membuat wajah Key kontan memerah.
            “Key. Kau... terlihat lebih tampan.”
            “Apa katamu?” tanya Key, menyembunyikan kegugupannya. Sue Ji tak kalah kikuk. Ia menepuk-nepuk bibirnya, menyesali mengapa ia begitu sering keceplosan.
            Key terbahak. Ia merasa yeoja di sebelahnya ini lucu. Apa yang membuatnya tampan dengan penampilan yang acak-acakan seperti sekarang ini?
            “Bukankah biasanya aku memang tampan? Jadi kau mulai berani menggodaku, heh?” goda Key.
            Sue Ji benar-benar gugup dibuatnya. Ia menggigiti bibir bawahnya. Ia hendak bicara namun kembali mengatupkan bibirnya. “Bu...bukan begitu maksudku.”
            “Maksudku.. maksudku..”
            “Apa? Memangnya tadi kau bilang apa? Aku tidak mendengarnya begitu jelas,” goda Key sambil mendekatkan wajahnya pada wajah Sue Ji yang semakin memerah. Rupanya ia sudah menepikan mobilnya di pinggir jalan.
            “Aku bilang kau terlihat lebih–“
            CUP
            Tiba-tiba saja kata-kata Sue Ji terputus begitu bibir Key mendarat mulus di pipi kirinya. Ia mengerjapkan mata, menyentuh tempat di mana bibir Key baru saja menempel. Mencubitnya. Sakit. Ternyata ia tidak sedang bermimpi.
            Key tersenyum ketika Sue Ji menoleh padanya. “Ini hadiah karena kau memujiku tampan. Gomawo chingu.”
            Jantung Sue Ji berpacu cepat. Meskipun hanya sebuah poppo, tapi ini dari seorang Key. Key ! Namja yang begitu disukai oleh banyak yeoja termasuk dirinya.
***
            Key kembali ke apartemennya setelah mengantar Sue Ji pulang. Ia tak henti-hentinya tersenyum mengingat ekspresi Sue Ji tadi. Bukannya ia tidak merasa deg-degan setelah mencium pipi yaoja itu. Bahkan sepertinya jantung mereka saling balapan. Makanya sepanjang sisa perjalanan mereka hanya saling membisu.
            Saking senangnya, Key bahkan melupakan kejadian di restoran. Nampaknya, yaoja yang ia maksudkan ketika bicara dengan Go Eun adalah Sue Ji.
            “Bae Sue Ji” bibir Key bergerak tanpa suara. Sambil berbaring di ranjang, matanya menatap lurus ke langit-langit kamarnya. Mencoba mengumpulkan kejadian-kejadian yang membuat dirinya dan Sue Ji mulai berkaitan. Mulai dari insiden tabrak-menabrak sampai perjanjian konyol mereka. Padahal sebenarnya Key tidak serius mengenai perjanjian itu. Ia hanya iseng saja. Tak menyangka malah seperti ini jadinya. Kini ia bahkan tak sabar menanti hari esok karena ingin cepat-cepat bertemu Sue Ji lagi.

TBC

Kamis, 15 Maret 2012

What Love’s Like? – Part 8


Tittle                : What Love’s Like? – Part 8
Author             : ratu_regina
Genre              : Romance, Comedy
Main Casts     : Choi Minho, Kim Kibum “Key”,  Bae Suzy
Other Casts    : Choi Minyoung, Choi Go Eun, Onew, Taecyeon & Junho 2PM SHINee,
Lee Taemin
Length             : ? (belum ditentukan)
Rating              : PG-15

Mian readers... lagi-lagi lelet update ff nya. Harap dimaklumi ya.. Sekarang aku sibuk banget. Sibuuuuuk banget nonton DVD sampai melupakan Sue Ji, Key, dan Minho... (^_^)V
Daripada kelamaan basa-basi, mending kita langsung baca aja...
Happy reading..... ^^



Author POV
            “Mau ke mana kita?” tanya Sue Ji begitu ia menghampiri Minho.
            “Ke mall. Memangnya ke mana lagi?” jawab Minho sambil memiringkan kepalanya. “Kajja !” ajaknya. Sue Ji naik dan Minho membawanya melesat pergi.
Tak lama kemudian Key keluar dari gerbang sambil mengendarai motornya yang tak kalah keren dari punya Minho. Ia mengenakan jaket kulit yang baru saja Sue Ji kembalikan. Ia mengamati motor Minho yang semakin menjauh hingga tak terlihat lagi dengan tatapan jengkel. Kemudian melajukan motornya dengan perasaan kesal.
***
            “Waaah... keliatannya mahal-mahal,” Sue Ji berdecak kagum melirik bandrol-bandrol harga sepatu basket di hadapannya. “Bagaimana aku harus memilih, Minho?” tanya Sue Ji.
            “Pilih saja yang kau suka maka aku akan membayarnya. Jangan lirik harganya dan berhenti mengeluh mahal. Kau bisa membuatku malu,” ujar Minho.
            “Yang kusuka?” tanya Sue Ji bingung. Bukankah mereka kemari hendak membeli sepatu untuk Minho?
            “Tentu saja. Tapi yang pantas dipakai olehku. Taecyeon bilang ia sering minta dipilihkan sepatu oleh yeojachingunya dan bagus,” jelas Minho yang tanpa disadarinya membuat pipi Sue Ji menghangat, merona karena tersipu. ‘Apakah kau menganggapku sebagai yeojachingumu? Aih aiiiih...’ batin Sue Ji.
            Merasa ada sedikit kesalahpahaman, Minho menambahkan, “Karena aku tak punya yeojachingu, makanya aku mengajakmu. Tadinya mau minta tolong pada Minyoung, tapi ia sedang sibuk dengan teman-temannya.”
            Mereka meneruskan mencari-cari hingga Sue Ji berhenti di hadapan sebuah sepatu basket berwarna biru muda. “Bagaimana dengan yang ini?” tanyanya sambil mengambil sepatu tersebut dan menunjukkannya di hadapan Minho.
            Minho berpikir sejenak, mengambil sepatu di tangan Sue Ji dan mengamatinya dari segala sisi. “Lumayan. Aku suka yang ini,” komentarnya. Akhirnya Minho memutuskan untuk membeli sepatu pilihan Sue Ji. “Ayo makan !” ajaknya sambil menarik tangan Sue Ji.
            “Steak?” Sue Ji terpekik pelan sebelum mereka memasuki restoran pilihan Minho. ia menahan lengan namja itu sambil mengecek isi dompetnya. “Uangku, aku tak membawa uang lebih. Ganti tempat saja ya?” tanya Sue Ji.
            Minho berpikir sejenak. “Bagaimana kalau aku yang mentraktirmu? Kau kan bisa mentraktirku lain kali?” tanyanya. Tanpa menunggu jawaban Sue Ji, ia sudah menarik tangan yeoja itu memasuki restoran di hadapan mereka.
***
            Di sisi lain, Key rupanya sedang mengikuti mereka. Sambil mengikuti, sambil belanja. Ia membeli sebuah topi, kacamata, dan mengganti jaket kulitnya dengan hoodie. Entah apa yang mendorongnya untuk melakukan hal konyol seperti ini. Tapi ia benar-benar tak bisa membendung rasa penasarannya.
            Dilihatnya Minho sedari tadi menarik tangan Sue Ji ke sebuah restoran steak. Key agak geram menyaksikan hal tersebut. “Seakrab apa mereka sampai beli sepatu saja harus Sue Ji yang menemani? Biasanya juga ia akan mengajak Minyoung,” gumamnya kesal. Entah mengapa hatinya begitu panas melihat perlakuan Minho yang nampak akrab dengan Sue Ji. Sedikit menyesali karena Minho memperlakukan Sue Ji lebih baik ketimbang dirinya yang sering marah-marah dan hanya membuat yeoja itu kesal.
            Akhirnya Key memutuskan untuk ikut masuk ke restoran itu dan duduk di meja tak jauh dari mereka. Posisi yang pas untuk menguping dan mengamati tindak-tanduk Sue ji dan Minho.
            Kedua orang yang sedang diamati Key tersebut sedang mengobrol ringan. Sesekali salah satu di antara mereka melontarkan lelucon dan mereka berdua akan tertawa. Key benar-benar iri.

Keesokan harinya...

Key POV
            Pagi ini lagi-lagi terjadi kehebohan. Masih seperti kemarin, yeoja itu diantar lagi oleh Minho. Sebenarnya hubungan mereka berdua itu apa sih? Teman? Sahabat? Atau.... Ah, aku tak mau banyak berprasangka. Hanya saja, tidakkah itu berlebihan?
            “Sepertinya ada yang aneh dengan Minho,” bisik seseorang di telingaku.
            “Ah, kau mengagetkanku saja, hyung !” pekikku. Onew hyung terkekeh. “Begitu juga denganmu,” tambahnya. Denganku? Apa maksudnya?
            “Kau belum menyadari? Ya ! Bocah, kau sedang cemburu !” ujarnya sambil mendorong kepalaku menggunakan telunjuknya.
            What? Aku? Cemburu? “Hah? Yang benar saja,” sahutku dengan nada mencemooh.
            “Kau tak percaya?” tanyanya, kemudian melanjutkan, “Akan kutunjukkan.”
            “Pertama, sedari tadi kau mengerutkan dahi tanda sedang memikirkan sesuatu sambil melihat ke arah mereka.”
            “Kedua, sejak kemarin kau selalu cemberut saat melihat Minho mengantar yeoja itu.”
            “Ketiga, kau bahkan membuntuti mereka kemarin.”
            “Kau... Dari mana kau tau?” tanyaku kaget. Padahal kuyakin Minho maupun Sue Ji pun tak menyadari kehadiranku sama sekali. Onew hyung malah terkekeh. Sepertinya ia senang sekali mengejutkanku.
            “Tentu saja aku tau. Kemarin aku dan Eunhyuk hyung sedang makan steak di restoran itu,” ungkapnya santai.
            “Sebentar-sebentar kau akan mengeluh, bergumam tak jelas, bahkan kau terlihat sangat kesal sambil tak henti-hentinya memperhatikan mereka,”
            Aku tak tahan mendengar ocehannya yang semakin memojokkanku. Tanpa buang waktu lagi, aku meninggalkannya di parkiran. Jujur saja, aku sangat malu saat ini.

Author POV
            Ketika sedang berjalan, Key melihat Sue Ji. Ia langsung tersenyum sambil memikirkan sebuah ide yang tiba-tiba saja terpikirkan olehnya.
            “Sue Ji !” panggil Key.
            Sue Ji berbalik. Mendapati Key sedang mengisyaratkan agar ia menghampiri namja itu. “Firasatku kurang enak,” gumam Sue Ji sebelum menghampiri Key.
            “Sekarang sudah hari ke berapa?” tanya Key berbasa-basi. Dengan cepat Sue Ji menjawab, “Tujuh ! Sekarang sudah tepat hari terakhir. Aaaah...leganya memikirkan hal itu.”
            Wajah Key berubah masam. “Andwe. Kemarin aku tak menyuruhmu melakukan apapun. Jadi, ini bukan hari terakhir. Ini baru hari ke enam,” ujarnya.
            “Apa? Ya ! Yang benar saja ! Jelas-jelas sekarang hitungannya sudah pas seminggu,” protes Sue Ji.
            “Tidak. Aku sudah memutuskan begitu,” potong Key mengakhiri. Ia lalu berjalan meninggalkan Sue Ji.
            “Ya ! Key ! Keeeeey !” panggil Sue Ji namun tak dihiraukan oleh Key. “Aish ! Jinja,” umpatnya kesal.
            “Hanya satu hari. Satu hari yang berharga,” kata Key pelan pada dirinya sendiri. Tak lama kemudian ponselnya bergetar. Sebuah panggilan masuk dari... “Aboeji?”
            “Ne, Aboeji,” ujar Key sebelum menutup panggilannya. Ia tersenyum. Setelah sekian lama orang tuanya mengurus pekerjaan di luar negeri, akhirnya mereka akan bertemu kembali. Meskipun hanya untuk makan malam bersama, ia cukup senang karena ini kesempatan langka bagi mereka.
***
            Jam istirahat, Sue Ji sudah stand by di depan kelas Key. Rencananya ia akan membahas pembicaraan mereka tadi pagi yang diakhiri oleh Key secara sepihak.
            “Kau di sini? Kebetulan, aku jadi tak perlu repot-repot ke kelasmu. Ayo ke kantin, aku lapar !” ajak Key begitu ia melihat Sue Ji. Sepanjang jalan yeoja itu tak henti-hentinya mengeluh  dan memohon pada Key agar membatalkan penambahan hari tersebut. Key berbalik, “Kau ini berisik sekali ! Kalau begitu apa sebaiknya kutambah seminggu lagi ya?”
            “Andwe ! Ya sudah. Sampai besok tak apa,” potong Sue Ji cepat-cepat. Ia kemudian hendak berbalik meninggalkan Key namun ditahan oleh namja itu. “Kubilang temani aku makan,” ujar Key.
            “Mulai sekarang, kau harus menemaniku makan setiap jam istirahat,” ujar Key. Sue Ji yang sedang makan langsung tersedak. “Kau bercanda? Besok adalah hari terakhirku menjadi pesuruhmu tapi kau malah hendak menyuruhku setiap hari. Ya~ aku bukan pasuruhmu selamanya, Key,” keluhnya.
            “Aku tak memintamu sebagai seorang majikan kepada pesuruhnya. Aku memintamu sebagai seorang teman,” ujar Key. Sue Ji tersedak untuk kedua kalinya.
            “Chingu?” tanya Sue Ji memastikan. Bukan melebih-lebihkan. Tapi ia merasa lucu ketika Key mengatakan ‘teman’. “Ya.. kau mabuk?” tanya Sue Ji lagi.
            Ada sedikit raut kesal di wajah Key. “Apa maksudmu? Aku serius. Aku sedang dalam keadaan 100% sadar,” katanya.
            “Aku sih mau-mau saja. Tapi...”
            “Kau tidak mau? Aku hanya memintamu sekali ini. Kau tau kan aku tak sembarang menganggap orang sebagai temanku? Bahkan Minyoung tak kuanggap teman,” potong Key. “Selain itu, kau bisa dekat dengan namja-namja tampan dan populer sepertiku. Bagaimana?” bisik Key meyakinkan.
            “Hanya dengan menjadi temanmu? Hanya dengan makan siang denganmu?” tanya Sue Ji tertarik.
            “Tentu saja. Kau bahkan tak perlu menjadi pesuruhku lagi,” jawb Key.
            Tawaran yang cukup menggiurkan bagi orang seperti Sue Ji. ‘Namja tampan? Waaaaa..... Key daebak !’ batin yeoja itu. Tanpa pikir panjang, ia mengangguk bersemangat.
            “Good decisoin !” Key menjentikkan jarinya. Refleks ia menjulurkan tangannya hendak mengacak rambut Sue Ji. Tapi buru-buru diurungkannya niat tersebut. Mereka kembali melanjutkan makan yang sempat tertunda.

Key POV
            Apa yang baru saja akan kulakukan? Nyaris saja. Entah mengapa aku sangat senang melihat ia mengangguk. Itu berarti kami berteman. Aku bisa menemuinya lebih sering dan lebih akrab dengannya.
            Bae Sue Ji. Yeoja seperti apa dirimu? Apa benar kata Onew hyung kalau aku mulai menyukaimu? Apa aku cemburu pada Minho? Kalau benar begitu maka aku tak boleh keduluan lagi olehnya. Cukup kemarin saja aku iri padanya. Cukup Go Eun saja yang kuberikan padanya. Kalau aku memang menyukaimu, aku harus bisa mencoba membuktikannya sendiri.
***
Author POV
            Malam harinya...
            Key sudah siap dengan setelan jasnya. Ia nampak tampan dan formal malam ini dibalut tuksedo hitam dan celana dengan warna senada.
            Dengan mobilnya, ia melaju menuju sebuah restoran mewah. Di sebuah ruangan VIP, kedua orang tuanya sudah menunggunya. Namun, rupanya bukan hanya kedua orang tuanya yang sedang menunggunya. Sepasang suami istri sedang duduk di hadapan kedua orang tuanya. Mereka nampak akrab. Key membungkuk sopan.
            “Rupanya ini Kibum. Tampannya...” puji wanita seusia ibu Key tersebut. Key hanya mengangguk tersenyum.
            “Putri kami kebetulan sedang ke toilet. Sebentar lagi akan kembali,” lanjut nyonya itu.
            Para orang tua melanjutkan perbincangan mereka, sementara Key hanya diam memandang kedua orang tuanya. Ayahnya tak memberitahunya kalau mereka akan makan malam bersama orang lain. Perasaannya sedikit tak enak.
            Pintu bergeser, kemudian seorang yeoja memasuki ruangan tersebut. Awalnya Key tak menengok karena mengira orang yang baru masuk itu adalah pelayan. Begitu yeoja itu duduk di hadapannya, Key langsung terlonjak ketika mengetahui siapa yeoja itu.
            “Dia...”
            “Dia Choi Go Eun. Putri tuan dan nyonya Choi yang akan dijodohkan denganmu,” ujar ibu Key.
            “A-ap-apa?” tanya Key gelagapan. Shock.
TBC

Rabu, 14 Maret 2012

B1A4 - BABY I'M SORRY (Full ver.).wmv



MV baruuuuuu..... siapa yang udah liat? siapa yang belum liat?
download ASAP !!! sayangnya model cewenya aku ga suka :(

Rabu, 07 Maret 2012

Pengaruh Kadar Detergen Terhadap Kehidupan Ikan


Biasanya kalo aku nyari tugas buat makalah suka browsing di internet. Kali ini giliran aku yang mau berbagi untuk dijadikan referensi. Praktek ini waktu aku masih kelas X berkelompok bareng Amel, Lina, Eka, Kiki, dan Rika.

     PENGARUH KADAR DETERGEN TERHADAP KEHIDUPAN IKAN
1.       Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui pengaruh kadar detergen terhadap kemampuan hidup ikan.

2.       Dasar Teori
2.1  Latar Belakang
Percobaan ini dilatar belakangi karena bersangkutan dengan tugas biologi.selain itu, percobaan ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan ikan dalam air detergen.

3.       Hipotesis
Dalam percobaan yang akan dilakukan, adapun dugaan sementara hasil percobaan menurut penyusun yaitu      :
·         Ikan yang bertahan hidup lebih lama adalah ikan yang berenang dalam kadar detergen yang lebih sedikit.
·         Ikan yang bertahan hidup lebih sebentar yaitu ikan yang berenang dalam kadar detergen yang lebih banyak.

4.       Metode Peneltian
4.1          Alat dan bahan :
·         Ikan 6 ekor
·         Plastik bening ukuran 2 kg (6 pcs)
·         Detergen
·         Tabung ukur (untuk mengukur kadar detergen)
·         Stopwatch
4.2          Langkah Kerja
·         Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
·         Ukur air dalam gelas ukur sebanyak 1 liter atau 1000 ml
·         Masukkan air yang sudah diukur tadi ke dalam plastik bening ukuran 2 kg
·         Larutkan detergen sesuai ukuran/kadar yang telah ditentukan :
Plastik 1
0,01%
Plastik 2
0.025
Plastik 3
0,03%
Plastik 4
0,04%
Plastik 5
0,05%
·         Masukkan ikan ke dalam plastik tersebut
·         Gunakan stopwatch untuk mengukur waktu ketahanan ikan tersebut
·         Amati ikan yang ada dalam plastik
·         Tulis dan catat jika adaperubahan pada ikan serta catat waktu perubahannya pada menit keberapa                                               
·         Pengamatan ikan selesai pada menit ke-12         
·         Tuliskan laporan hasil pengamatan tadi

5.       Pembahasan
5.1          Hasil Penelitian
               
Perlakuan
Kadar Deterjen
Kondisi pada menit ke...
Keterangan
1
2
3
4
I
0,01%
masih hidup dan belum ada efek apapun
masih hidup namun ikan mulai kejang-kejang
ikan mengeluarkan banyak darah
semakin banyak darah yang dikeluarkan dan ikan tidak banyak bergerak
ikan hidup
II
0,02%
masih hidup dan belum ada efek apapun
ikan mulai tidak tenang dan terus menyunduli busa deterjen
ikan terus menganga dan menutup mulutnya seakan sedang mencari oksigen
ikan mati
ikan mati
III
0,03%
ikan masih hidup dan belum bereaksi apa-apa
ikan mulai berlendir dan kejang-kejang
semakin banyak mengeluarkan lendir dsertai darah
tepat pada menit ke-10 ikan mati
ikan mati
IV
0,04%
ikan masih hidup
ikan mengeluarkan lendir dan mulai lemah
ikan masih hidup, tetapi semakin lemah, lendir semakin banyak dan mulai mengeluarkan darah
ikan masih hidup, tapi semakin lemas dan keadaan lendir sama padasaat 3 menit ke-3, dan mengeluarkan banyak darah
ikan hidup
V
0.05%
ikan masih hidup
ikan mengeluarkan banyak lendir dan mulai lemas
ikan masih hidup tapi semain lemas dan lendirnya semakin banyak
ikan masih hidup dan mesih mangeluarkan banyak lendir disertai darah
ikan hidup



5.2          Pembahasan
5.2.1      Dari percobaan di atas ikan yang mati adalahikan ke-2 dan ke-3.
v  Dugaan ikan 2 mati adalah karena bahan kimia yang terkandung dalam detergen yang dipakai berbahaya dan ketahanan ikan terhadap bahan kimia tersebut memang berbeda dengan ikan 4 yang memakai detergen yang mereknya sama tetapi tidak mati karena jenis ikannya pun berbeda dengan ikan 2.
v  Dikan ke-3 mati karena kadar detergen pada ikan 3 lebih banyak dibandingikan 1 yang memakai detergen yang mereknya sama. Dan kandungan surfaktan yang merupakan zat aktif yang termasuk bahan kimia organik. Surfaktan memiliki rantai kimia yang sulit bila dihirup/diserap melalui kulit atau termakan. Mungkin hal inilah yang membuat ikan mati.
5.2.2      Pada ikan ke-5 tidak mati bisa disebabkan karena kandungan detergen yaitu senyawa linear alkylbenzene sulfonate yang diyakini relatif labih akrab dengan lingkungan.

6.       Kesimpulan
Dari hasil percobaan tadi, maka didapat kesimpulan bahwa ketahanan ikan akan berkurang atau menurun jika menghirup bahan kimia/zat kimia terlebih jika berlebihan, karena zat kimia bersifat toksik (beracun) jika dihirup.

Be a Dreamer !

Promote ah..
Ada yang tau Big Dream's ?
kalo belum tau, silahkan download dulu lagunya


Jangan lupa juga kenalan sama personil-personilnya ya...
kak Ninda (vocalist)
Sheira (keyboardist)
Yogi (lead guitarist)
Rahmat (bassis)
Yoga (drummer)

ini dia mereka
(dari kiri : Yogi, Sheira, Yoga, Ninda, Rahmat)


Jangan lupa like ya page-nya dan download lagunya.
They're damn great ! Especially their vocalist.. Love her voice sooooooo much xD
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...