Kamis, 15 Maret 2012

What Love’s Like? – Part 8


Tittle                : What Love’s Like? – Part 8
Author             : ratu_regina
Genre              : Romance, Comedy
Main Casts     : Choi Minho, Kim Kibum “Key”,  Bae Suzy
Other Casts    : Choi Minyoung, Choi Go Eun, Onew, Taecyeon & Junho 2PM SHINee,
Lee Taemin
Length             : ? (belum ditentukan)
Rating              : PG-15

Mian readers... lagi-lagi lelet update ff nya. Harap dimaklumi ya.. Sekarang aku sibuk banget. Sibuuuuuk banget nonton DVD sampai melupakan Sue Ji, Key, dan Minho... (^_^)V
Daripada kelamaan basa-basi, mending kita langsung baca aja...
Happy reading..... ^^



Author POV
            “Mau ke mana kita?” tanya Sue Ji begitu ia menghampiri Minho.
            “Ke mall. Memangnya ke mana lagi?” jawab Minho sambil memiringkan kepalanya. “Kajja !” ajaknya. Sue Ji naik dan Minho membawanya melesat pergi.
Tak lama kemudian Key keluar dari gerbang sambil mengendarai motornya yang tak kalah keren dari punya Minho. Ia mengenakan jaket kulit yang baru saja Sue Ji kembalikan. Ia mengamati motor Minho yang semakin menjauh hingga tak terlihat lagi dengan tatapan jengkel. Kemudian melajukan motornya dengan perasaan kesal.
***
            “Waaah... keliatannya mahal-mahal,” Sue Ji berdecak kagum melirik bandrol-bandrol harga sepatu basket di hadapannya. “Bagaimana aku harus memilih, Minho?” tanya Sue Ji.
            “Pilih saja yang kau suka maka aku akan membayarnya. Jangan lirik harganya dan berhenti mengeluh mahal. Kau bisa membuatku malu,” ujar Minho.
            “Yang kusuka?” tanya Sue Ji bingung. Bukankah mereka kemari hendak membeli sepatu untuk Minho?
            “Tentu saja. Tapi yang pantas dipakai olehku. Taecyeon bilang ia sering minta dipilihkan sepatu oleh yeojachingunya dan bagus,” jelas Minho yang tanpa disadarinya membuat pipi Sue Ji menghangat, merona karena tersipu. ‘Apakah kau menganggapku sebagai yeojachingumu? Aih aiiiih...’ batin Sue Ji.
            Merasa ada sedikit kesalahpahaman, Minho menambahkan, “Karena aku tak punya yeojachingu, makanya aku mengajakmu. Tadinya mau minta tolong pada Minyoung, tapi ia sedang sibuk dengan teman-temannya.”
            Mereka meneruskan mencari-cari hingga Sue Ji berhenti di hadapan sebuah sepatu basket berwarna biru muda. “Bagaimana dengan yang ini?” tanyanya sambil mengambil sepatu tersebut dan menunjukkannya di hadapan Minho.
            Minho berpikir sejenak, mengambil sepatu di tangan Sue Ji dan mengamatinya dari segala sisi. “Lumayan. Aku suka yang ini,” komentarnya. Akhirnya Minho memutuskan untuk membeli sepatu pilihan Sue Ji. “Ayo makan !” ajaknya sambil menarik tangan Sue Ji.
            “Steak?” Sue Ji terpekik pelan sebelum mereka memasuki restoran pilihan Minho. ia menahan lengan namja itu sambil mengecek isi dompetnya. “Uangku, aku tak membawa uang lebih. Ganti tempat saja ya?” tanya Sue Ji.
            Minho berpikir sejenak. “Bagaimana kalau aku yang mentraktirmu? Kau kan bisa mentraktirku lain kali?” tanyanya. Tanpa menunggu jawaban Sue Ji, ia sudah menarik tangan yeoja itu memasuki restoran di hadapan mereka.
***
            Di sisi lain, Key rupanya sedang mengikuti mereka. Sambil mengikuti, sambil belanja. Ia membeli sebuah topi, kacamata, dan mengganti jaket kulitnya dengan hoodie. Entah apa yang mendorongnya untuk melakukan hal konyol seperti ini. Tapi ia benar-benar tak bisa membendung rasa penasarannya.
            Dilihatnya Minho sedari tadi menarik tangan Sue Ji ke sebuah restoran steak. Key agak geram menyaksikan hal tersebut. “Seakrab apa mereka sampai beli sepatu saja harus Sue Ji yang menemani? Biasanya juga ia akan mengajak Minyoung,” gumamnya kesal. Entah mengapa hatinya begitu panas melihat perlakuan Minho yang nampak akrab dengan Sue Ji. Sedikit menyesali karena Minho memperlakukan Sue Ji lebih baik ketimbang dirinya yang sering marah-marah dan hanya membuat yeoja itu kesal.
            Akhirnya Key memutuskan untuk ikut masuk ke restoran itu dan duduk di meja tak jauh dari mereka. Posisi yang pas untuk menguping dan mengamati tindak-tanduk Sue ji dan Minho.
            Kedua orang yang sedang diamati Key tersebut sedang mengobrol ringan. Sesekali salah satu di antara mereka melontarkan lelucon dan mereka berdua akan tertawa. Key benar-benar iri.

Keesokan harinya...

Key POV
            Pagi ini lagi-lagi terjadi kehebohan. Masih seperti kemarin, yeoja itu diantar lagi oleh Minho. Sebenarnya hubungan mereka berdua itu apa sih? Teman? Sahabat? Atau.... Ah, aku tak mau banyak berprasangka. Hanya saja, tidakkah itu berlebihan?
            “Sepertinya ada yang aneh dengan Minho,” bisik seseorang di telingaku.
            “Ah, kau mengagetkanku saja, hyung !” pekikku. Onew hyung terkekeh. “Begitu juga denganmu,” tambahnya. Denganku? Apa maksudnya?
            “Kau belum menyadari? Ya ! Bocah, kau sedang cemburu !” ujarnya sambil mendorong kepalaku menggunakan telunjuknya.
            What? Aku? Cemburu? “Hah? Yang benar saja,” sahutku dengan nada mencemooh.
            “Kau tak percaya?” tanyanya, kemudian melanjutkan, “Akan kutunjukkan.”
            “Pertama, sedari tadi kau mengerutkan dahi tanda sedang memikirkan sesuatu sambil melihat ke arah mereka.”
            “Kedua, sejak kemarin kau selalu cemberut saat melihat Minho mengantar yeoja itu.”
            “Ketiga, kau bahkan membuntuti mereka kemarin.”
            “Kau... Dari mana kau tau?” tanyaku kaget. Padahal kuyakin Minho maupun Sue Ji pun tak menyadari kehadiranku sama sekali. Onew hyung malah terkekeh. Sepertinya ia senang sekali mengejutkanku.
            “Tentu saja aku tau. Kemarin aku dan Eunhyuk hyung sedang makan steak di restoran itu,” ungkapnya santai.
            “Sebentar-sebentar kau akan mengeluh, bergumam tak jelas, bahkan kau terlihat sangat kesal sambil tak henti-hentinya memperhatikan mereka,”
            Aku tak tahan mendengar ocehannya yang semakin memojokkanku. Tanpa buang waktu lagi, aku meninggalkannya di parkiran. Jujur saja, aku sangat malu saat ini.

Author POV
            Ketika sedang berjalan, Key melihat Sue Ji. Ia langsung tersenyum sambil memikirkan sebuah ide yang tiba-tiba saja terpikirkan olehnya.
            “Sue Ji !” panggil Key.
            Sue Ji berbalik. Mendapati Key sedang mengisyaratkan agar ia menghampiri namja itu. “Firasatku kurang enak,” gumam Sue Ji sebelum menghampiri Key.
            “Sekarang sudah hari ke berapa?” tanya Key berbasa-basi. Dengan cepat Sue Ji menjawab, “Tujuh ! Sekarang sudah tepat hari terakhir. Aaaah...leganya memikirkan hal itu.”
            Wajah Key berubah masam. “Andwe. Kemarin aku tak menyuruhmu melakukan apapun. Jadi, ini bukan hari terakhir. Ini baru hari ke enam,” ujarnya.
            “Apa? Ya ! Yang benar saja ! Jelas-jelas sekarang hitungannya sudah pas seminggu,” protes Sue Ji.
            “Tidak. Aku sudah memutuskan begitu,” potong Key mengakhiri. Ia lalu berjalan meninggalkan Sue Ji.
            “Ya ! Key ! Keeeeey !” panggil Sue Ji namun tak dihiraukan oleh Key. “Aish ! Jinja,” umpatnya kesal.
            “Hanya satu hari. Satu hari yang berharga,” kata Key pelan pada dirinya sendiri. Tak lama kemudian ponselnya bergetar. Sebuah panggilan masuk dari... “Aboeji?”
            “Ne, Aboeji,” ujar Key sebelum menutup panggilannya. Ia tersenyum. Setelah sekian lama orang tuanya mengurus pekerjaan di luar negeri, akhirnya mereka akan bertemu kembali. Meskipun hanya untuk makan malam bersama, ia cukup senang karena ini kesempatan langka bagi mereka.
***
            Jam istirahat, Sue Ji sudah stand by di depan kelas Key. Rencananya ia akan membahas pembicaraan mereka tadi pagi yang diakhiri oleh Key secara sepihak.
            “Kau di sini? Kebetulan, aku jadi tak perlu repot-repot ke kelasmu. Ayo ke kantin, aku lapar !” ajak Key begitu ia melihat Sue Ji. Sepanjang jalan yeoja itu tak henti-hentinya mengeluh  dan memohon pada Key agar membatalkan penambahan hari tersebut. Key berbalik, “Kau ini berisik sekali ! Kalau begitu apa sebaiknya kutambah seminggu lagi ya?”
            “Andwe ! Ya sudah. Sampai besok tak apa,” potong Sue Ji cepat-cepat. Ia kemudian hendak berbalik meninggalkan Key namun ditahan oleh namja itu. “Kubilang temani aku makan,” ujar Key.
            “Mulai sekarang, kau harus menemaniku makan setiap jam istirahat,” ujar Key. Sue Ji yang sedang makan langsung tersedak. “Kau bercanda? Besok adalah hari terakhirku menjadi pesuruhmu tapi kau malah hendak menyuruhku setiap hari. Ya~ aku bukan pasuruhmu selamanya, Key,” keluhnya.
            “Aku tak memintamu sebagai seorang majikan kepada pesuruhnya. Aku memintamu sebagai seorang teman,” ujar Key. Sue Ji tersedak untuk kedua kalinya.
            “Chingu?” tanya Sue Ji memastikan. Bukan melebih-lebihkan. Tapi ia merasa lucu ketika Key mengatakan ‘teman’. “Ya.. kau mabuk?” tanya Sue Ji lagi.
            Ada sedikit raut kesal di wajah Key. “Apa maksudmu? Aku serius. Aku sedang dalam keadaan 100% sadar,” katanya.
            “Aku sih mau-mau saja. Tapi...”
            “Kau tidak mau? Aku hanya memintamu sekali ini. Kau tau kan aku tak sembarang menganggap orang sebagai temanku? Bahkan Minyoung tak kuanggap teman,” potong Key. “Selain itu, kau bisa dekat dengan namja-namja tampan dan populer sepertiku. Bagaimana?” bisik Key meyakinkan.
            “Hanya dengan menjadi temanmu? Hanya dengan makan siang denganmu?” tanya Sue Ji tertarik.
            “Tentu saja. Kau bahkan tak perlu menjadi pesuruhku lagi,” jawb Key.
            Tawaran yang cukup menggiurkan bagi orang seperti Sue Ji. ‘Namja tampan? Waaaaa..... Key daebak !’ batin yeoja itu. Tanpa pikir panjang, ia mengangguk bersemangat.
            “Good decisoin !” Key menjentikkan jarinya. Refleks ia menjulurkan tangannya hendak mengacak rambut Sue Ji. Tapi buru-buru diurungkannya niat tersebut. Mereka kembali melanjutkan makan yang sempat tertunda.

Key POV
            Apa yang baru saja akan kulakukan? Nyaris saja. Entah mengapa aku sangat senang melihat ia mengangguk. Itu berarti kami berteman. Aku bisa menemuinya lebih sering dan lebih akrab dengannya.
            Bae Sue Ji. Yeoja seperti apa dirimu? Apa benar kata Onew hyung kalau aku mulai menyukaimu? Apa aku cemburu pada Minho? Kalau benar begitu maka aku tak boleh keduluan lagi olehnya. Cukup kemarin saja aku iri padanya. Cukup Go Eun saja yang kuberikan padanya. Kalau aku memang menyukaimu, aku harus bisa mencoba membuktikannya sendiri.
***
Author POV
            Malam harinya...
            Key sudah siap dengan setelan jasnya. Ia nampak tampan dan formal malam ini dibalut tuksedo hitam dan celana dengan warna senada.
            Dengan mobilnya, ia melaju menuju sebuah restoran mewah. Di sebuah ruangan VIP, kedua orang tuanya sudah menunggunya. Namun, rupanya bukan hanya kedua orang tuanya yang sedang menunggunya. Sepasang suami istri sedang duduk di hadapan kedua orang tuanya. Mereka nampak akrab. Key membungkuk sopan.
            “Rupanya ini Kibum. Tampannya...” puji wanita seusia ibu Key tersebut. Key hanya mengangguk tersenyum.
            “Putri kami kebetulan sedang ke toilet. Sebentar lagi akan kembali,” lanjut nyonya itu.
            Para orang tua melanjutkan perbincangan mereka, sementara Key hanya diam memandang kedua orang tuanya. Ayahnya tak memberitahunya kalau mereka akan makan malam bersama orang lain. Perasaannya sedikit tak enak.
            Pintu bergeser, kemudian seorang yeoja memasuki ruangan tersebut. Awalnya Key tak menengok karena mengira orang yang baru masuk itu adalah pelayan. Begitu yeoja itu duduk di hadapannya, Key langsung terlonjak ketika mengetahui siapa yeoja itu.
            “Dia...”
            “Dia Choi Go Eun. Putri tuan dan nyonya Choi yang akan dijodohkan denganmu,” ujar ibu Key.
            “A-ap-apa?” tanya Key gelagapan. Shock.
TBC
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...