Tittle
: What Love’s Like? – Part 13
Author
: ratu_regina
Genre
: Romance, Comedy
Main
Casts : Choi Minho, Kim
Kibum “Key”, Bae Suzy
Other Casts : you’ll find in the story
Length
: ? (belum ditentukan)
Rating
: PG-15
Author POV
Sue Ji mendapati Key sudah berdiri
di depan rumahnya begitu ia keluar untuk berangkat sekolah.
Key menoleh ketika mendengar langkah
Sue Ji. Ia tersenyum. “Maaf kemarin aku tidak kemari. Ayo berangkat !” ajaknya.
Sue Ji ragu-ragu. Key menyadari itu
dan sudah menebak apa yang membuat gadis itu ragu untuk mengikutinya.
“Kau sedang menunggu Minho?” tanya
Key.
Sue Ji mengangguk pelan.
Key membuang napas. Tidak. Ia tak
boleh cemburu dulu. Ini masih pagi dan ia tau benar ia sudah nyaris tertinggal
beberapa langkah dari Minho. Maka dari itu ia hendak memperbaiki
ketertinggalannya. Ia tau kalau Minho masih dalam tahap mencoba untuk membuat
Sue Ji menyukainya.
“Kalau begitu aku duluan. Sampai
jumpa di sekolah.” Key melepas genggaman tangannya. Ia tak melihat raut kecewa
di wajah Sue Ji saat melihatnya memasuki mobil sendiri. Saat dirinya tak lagi
menatap gadis itu.
Pandangan mata Sue Ji tak lepas dari
mobil itu sampai menghilang di persimpangan jalan. Yeoja itu mendesah. “Andai
saat itu aku tak mendengar pembicaraan kalian. Mungkin hatiku tak akan seberat
ini.”
Lagi-lagi Minho muncul di
hadapannya. Tak tega, Sue Ji memaksakan sebuah senyum. Minho membalas senyumnya
sambil menyerahkan sebuah helm.
Sue Ji tak henti-hentinya meyakinkan
dirinya untuk tidak menyesal. Namun rasa penyesalan itu terus bersarang di
hatinya. Mengapa ia tak masuk saja ke mobil Key dan beralasan kepada Minho
kalau hari ini ia tidak sekolah? Berkali-kali ia menepis pikiran bodoh itu dan
fokus pada Minho. Namja itu sudah berusaha. Dan ia tak ingin membuat semuanya
sia-sia.
***
“Sudah kau lakukan itu?” tanya Onew begitu Key tiba di
sekolah.
“Seperti yang kau sarankan. Tapi mengapa aku harus
melakukan hal itu?”
Onew tersenyum. “Seseorang akan menyadari perasaannya
yang sesungguhnya di saat orang yang benar-benar disayanginya menghilang.
Karena kau tidak mungkin menghilang jauh-jauh dari sekolah ini, kau cukup
berubah sedikit menjauhinya.”
“Huh? Yang benar saja. Memangnya akan benar-benar
bekerja? Kau terlalu banyak membaca novel, hyung,” ledek Key.
“Sudah. Turuti saja apa kataku.”
“Oh iya. Bagaimana dengan Nicole?”
tanya Key.
“Kau masih ingin mencaritahu?
Bukankah kau bilang sudah tidak ingin berhubungan dengan Go Eun lagi?”
“Memang sih. Tapi aku masih
penasaran,” jawab Key sambil menopang dagu.
Onew menghela napas. “Kebetulan
Nicole memang sering ke tempat Hyukjae hyung. Jadi aku mengajaknya minum dan
menanyainya di saat ia benar-benar mabuk. Dan.. sepertinya memang Go Eun lah
yang menyuruhnya.”
Mendengar itu, rahang Key mengeras
menahan amarah. “Sialan. Aku harus menemuinya.”
Onew menahan Key. “Sebaiknya jangan
dulu. Hal itu hanya akan membuat Go Eun semakin merasa buruk. Ia bisa saja
melakukan yang lebih buruk pada Sue Ji.”
Key mencoba menenangkan diri. Apa
yang Onew katakan memang benar. Ia juga harus memikirkan apa akibatnya kalau ia
terlalu gegabah.
“Yang penting kau tak lagi terikat
dengan yeoja itu.”
Key mengangguk. Ia melangkahkan kaki
dengan lesu menuju kelas.
***
“Hei, Bae Sue Ji !” panggil
seseorang di belakang Sue Ji.
Mendengar suara itu, Sue Ji
tersenyum. Ia berbalik mendapati Key di belakangnya. Namja itu membawa sesuatu
di tangannya.
“Kemarin kau membuatku tidak makan
siang,” tuntut Key.
“Mian..” kata Sue Ji sambil memasang
wajah bersalah.
“Bagaimana dengan hari ini?” tagih
Key.
Lagi-lagi Sue Ji memasang wajah
bersalah. “Aku tak membawa bekal.”
“Aku bawa,” ujar Key sambil
mengangkat apa yang ada di tangannya. “Kajja !”
Sue Ji tersenyum dan mengekor di
belakang Key. Mereka menuju ke ruang kesenian dan makan di sana karena ruangan
itu sedang tidak dipakai.
“Waaa.... masista !” puji Sue Ji
begitu melihat apa yang Key bawa.
Key menarik sudut bibirnya, kemudian
memasang wajah sombong. “Kau baru melihatnya, belum mencicipinya.” Kemudian ia
tertawa begitu melihat ekspresi Sue Ji yang menyesal telah memuji dirinya.
“Selamat makan !” seru mereka berdua
bersamaan.
Sue Ji makan bekal pemberian Key
sampai habis. Key melipat kedua tangann di meja dan memperhatikannya sambil
tersenyum. Merasa diperhatikan, Sue Ji menghentikan makannya.
“Err... aku sudah kenyang,” ujar Sue
Ji sambil menutup tempat makan di tangannya. Bagaimana ia bisa makan kalau
jantungnya berdetak terlalu cepat seakan detakan itu akan segera berhenti?
“Kau suka?” tanya Key.
Sue Ji mengangguk bersemangat. Key
kembali tersenyum.
“Makanannya atau kokinya?”
Sue Ji menatap Key. Namja itu
menuntut jawaban. “Tentu saja makanannya,” jawab Sue Ji riang.
“Bagaimana dengan kokinya? Kau tidak
suka?” tanya Key lagi.
“Aku suka..” jawab Sue Ji. Ia
menambahkan, “Karena kokinya adalah temanku.”
Wajah Key berubah kecewa
mendengarnya. “Tapi kokinya menyukaimu lebih dari seorang teman.”
Sue Ji membelalak kaget. Ia terdiam
sejenak. Tak berani menatap orang di hadapannya. Kalimat terakhir yang Key
ucapkan membuat perasaannya berdebar. Seperti ada ribuan kupu-kupu beterbangan
di perutnya.
Tapi, tunggu ! Ada sesuatu yang
mengganjal perasaannya saat ini. Apa lagi kalau bukan Go Eun? Bukankah hal itu
yang selalu membuat Sue Ji mencoba untuk menyerah?
“Tapi kokinya sudah memiliki calon
pendamping hidup,” jawab Sue Ji lesu.
Key mengernyit mendengar jawaban
yang baru saja dilontarkan Sue Ji. “Kau menguping saat itu?”
Sue Ji mengangguk. Ia merasa
tubuhnya menyusut saat ini. Kepalanya tetap tertunduk, tak berani menatap Key.
“Apakah kau menyukaiku?” tanya Key
lagi. Kali ini sambil mengulum senyum.
“Apakah kalau aku menjawab, akan
merubah keadaan? Aku menyukaimu, Key. Saaaaangat suka. Tapi aku tak bisa. Go
Eun lah orang yang dijodohkan denganmu. Minho juga sudah berusaha mebuatku
menyukainya. Meskipun sulit, aku akan berusaha. Aku tak ingin menyusahkanmu
dengan perasaanku, Key.” Senyum di wajah Key menghilang mendengar jawaban
panjang Sue Ji. Namun ia berusaha mengerti ada sebuah kesalahpahaman di sini.
“Rupanya kau sudah tau kalau aku
dijodohkan. Tapi kau tak tau kalau aku sudah membatalkannya.”
Sue Ji mengangkat kepalanya. Tak
yakin dengan apa yang baru saja didengarnya. “Benarkah?”
Key memasang wajah cemberut, lalu
mengangguk. Sue Ji merasa tak enak padanya karena dua hal. Pertama, ia sudah
menguping dan tidak mengaku. Kedua, ia seperti sedang menuduh Key, sedangkan ia
sendiri tak tau kalau perjodohan itu sudah dibatalkan.
Eh? Dibatalkan?
Sue Ji agak terkejut mendengar Key
menyatakan hal itu. Lantas mengapa Go Eun tak membantah ketika Sue Ji
menyatakan kalau ia sudah tau hubungannya dengan Key?
“Eumm... Key?” panggil Sue Ji
hati-hati.
“Apa?” sahut Key dengan nada enggan.
Padahal dalam hatinya sedang berbunga-bunga.
“Kau... tidak bohong kan? Itu
sungguhan kan? Tapi Go Eun...”
Sumpit yang dipegang Sue Ji
terlepas. Key sudah melumat bibirnya sebelum ia menyelesaikan kalimatnya. Untuk
kedua kalinya, ia merasakan sekujur tubuhnya begitu lemas. Yeoja itu hanya
mampu memejamkan mata hingga Key kembali ke posisi semula.
“Apa itu cukup untuk membuktikan
bahwa aku tidak berbohong? Haruskah kuhubungi kedua orangtuaku?”
Sue Ji masih mematung dengan wajah
syok. Begitu sadar, ia segera menarik napas dalam-dalam. Mengisi sebanyak
mungkin oksigen ke dalam paru-parunya.
Sebelum Sue Ji mengatakan sesuatu,
Key sudah menambahkan ucapannya, “Go Eun mungkin belum tau mengenai hal ini.
Kaulah orang kedua setelah Onew hyung yang sudah kuberitahu. Jadi, kalau Go Eun
macam-macam padamu, katakan saja padaku. Arasso?”
Bagai dihipnotis, Sue Ji mengangguk
menurut.
Tapi, masih ada hal lain selain Go
Eun untuk dikhawatirkan. Baik Sue Ji maupun Key sedari tadi memikirkan hal itu,
namun belum ada yang memulai untuk membahasnya.
Minho.
“Tapi... bukankah kau sedang pacaran
dengan Minho?” tanya Key ragu. Ia bingung. Ia sebenarnya tak ingin bertanya
karena mungkin saja Sue Ji mengiyakan pertanyaannya.
Sue Ji menunduk, menatap jari-jari
tangannya yang sedang memilin rok seragamnya. Bingung harus mengatakan apa.
Sebenarnya ia pun masih belum memahami perasaannya dengan jelas. Mana yang
benar-benar ia sukai? Apakah ia sedang jatuh cinta kepada dua orang pria secara
bersamaan?
“Kami tidak sedang pacaran.”
Ada rasa senang menyeruak dalam dada
Key begitu mendengar jawaban Sue Ji.
“Tapi...”
Rasa senang itu sedikit berkurang
setelah mendengar kelanjutan kalimat yeoja di hadapannya.
“Tapi apa? Kau menyukainya?” tanya
Key.
“Aku... aku... aku bingung, Key. Aku
benar-benar.. sepertinya menyukai kalian berdua secara bersamaan. Entahlah. Aku
bingung, Key,” jawab Sue Ji jujur.
Rasa senang itu surut seketika. Hati
Key berubah suram. Jadi Minho masih rivalnya?
“Bagaimana bisa kau menyukai dua
orang di saat yang bersamaan?”
Sue Ji merenung. Tak menjawab
pertanyaan Key.
“Mungkin salah satunya bukan cinta.
Seandainya iya pun, kuharap kau bisa memilih salah satu yang berada lebih
unggul di hatimu. Aku tak akan memaksamu,” ujar Key mengakhiri. Ia tersenyum,
kemudian beranjak tanpa mempedulikan makanan yang belum habis maupun Sue Ji
yang masih membisu.
***
Lagi-lagi Key membolos di atap
sekolah. Menatap langit dengan wajah menahan penat. Ucapan Sue Ji begitu
menyesakkannya. Dalam pikirannya saat ini adalah, bagaimana jika Sue Ji lebih
memilih Minho? Bagaimana jika Go Eun melakukan sesuatu yang lebih parah?
Ya. Yeoja itu selalu memiliki
berbagai cara. Go Eun yang picik, Go Eun yang jahat, Go Eun yang ambisius. Ia
yakin Go Eun tak akan menyerah begitu saja. Meskipun pada akhirnya ia tak akan
pernah menyukai gadis itu lagi.
BRAK !
Pintu dibuka dengan kasar. Seorang
yeoja datang menghampiri Key dengan wajah merah menahan amarah. Ia berjalan
dengan tergesa hingga posisi mereka kini menjadi berhadapan.
PLAK !
Tangan halus gadis itu melayang dan
mendarat tepat di pipi Key. Untuk kedua kalinya rasa panas itu kembali
menyengat pipi mulusnya. Key menatap Go Eun yang balik menatap garang padanya.
“Kau sudah dengar beritanya, bukan?”
tanya Key sambil mengangkat alis.
“Wae? WAE ?! Kau kira perjodohan ini
hanyalah hal sepele? Kau anggap ini sebuah permainan yang bisa kau akhiri kapan
saja?” serang Go Eun.
“Well, kalau denganmu, sepertinya
jawabanku adalah iya,” jawab Key santai.
“HOW
DARE YOU !” teriak Go Eun sambil bersiap untuk melayangkan tamparan lagi.
Namun sayangnya Key sudah membaca gerakannya sehingga tangan kecil itu tertahan
di udara. Tepatnya ditahan oleh Key.
“Jangan menyentuhku ! Kau bisa
melukaiku, melukai kulitku. Anggap saja kita impas mengenai kejadian masa lalu.
Arasso?” ujar Key dingin.
“Ah ! Satu lagi ! Berpura-puralah
kita tidak saling mengenal. Juga, jangan temui aku lagi, baik itu di koridor
sekolah, atap sekolah, atau di manapun.” tambah Key sambil melangkah pergi.
Go Eun menahan tangan Key. “Kau
menyukai gadis itu kan?”
Key tak menjawab.
“Kenapa tak menjawab? Tidak tau
siapa yang kumaksud? Perlu kusebutkan namanya? Bae Sue Ji ! Dia kan?”
“Hentikan !” Key memperingatkan.
Go Eun semakin gencar. “Dia
mempermainkanmu. Dia mempermainkan kalian –kau dan Minho. Tidakkah kau
menyadari itu? Kau lebih menyukainya ketimbang diriku?”
“Hentikan !”
“Yeoja jelek itu. Miskin, bodoh,
tidak lebih baik dariku. Aku memiliki segala yang tidak dimilikinya...”
“CHOI GO EUN !” bentak Key. Emosinya
memuncak.
“Berhenti mengoloknya seakan kau
benar-benar lebih baik darinya ! Kau tidak lebih baik darinya ! Kau lebih buruk
! Kau bahkan mengais kembali apa yang sudah kau buang. Tidakkah kau merasa
bahwa dirimu menjijikkan? Kau kira aku tak tau kalau kau yang menyuruh Nicole?”
bentak Key bertubi-tubi. Tanpa menunggu respon dari Go Eun, ia menghempas kasar
tangan Go Eun yang sedang menahan tangannya. Kemudian berlalu pergi.
Tubuh Go Eun merosot. Kakinya tak
mampu lagi menopang tubuhnya saking kuatnya gemetar yang dirasakannya. “Mereka
berkata kalau ada yang namanya kesempatan kedua. Tapi nyatanya, orang yang
kusayangi justru semakin membenciku.”
***
“Ayo pergi !” ajak Key begitu Sue Ji
keluar dari kelas sepulang sekolah.
“Ke mana?”
“Mencari udara segar. Pikiranku
benar-benar penat saat ini,” jawab Key dengan nada memohon. Sue Ji tertawa
melihatnya.
“Wae? Ada yang aneh?” tanya Key
bingung.
“Hahaha~ Wajahmu aneh,” ledek Sue
Ji.
Key langsung meraba wajahnya. Hal
itu semakin membuat tawa Sue Ji meledak.
“Bukan itu. Tapi aku baru pertama
kalinya melihat ekspresi seperti yang tadi. Kau benar-benar lucu, Key.”
Key langsung berpangku tangan. “Kau
mentertawaiku?” tanyanya dengan tampang galak. “Kau adalah teman yang jahat,
Bae Sue Ji. Aku marah padamu, Bae Sue Ji,” lanjutnya sambil berbalik hendak
pergi.
“Tunggu ! Kau marah? Mian, Key. Aku
kan hanya bercanda. Ayolah, jangan diambil hati. Ayo kita pergi !” Sue Ji
menarik tangan Key dan menyeretnya menuju parkiran.
“Mau ke mana?” tanya Key begitu
mereka memasang sabuk pengaman.
Sue Ji mengangkat bahu. “Aku tidak
ada ide. Kau saja yang menentukan, aku menurut saja.”
Key mengetuk-ngetukkan jarinya pada
stir. “Namsan tower !” cetusnya tiba-tiba.
Sue Ji mundur ke samping. Menatap
Key heran. “Namsan tower? Jangan bercanda. Aku tak mau !”
“Kau bilang terserah padaku. Tapi
malah bilang tidak mau. Ya sudah, kau saja yang tentukan !”
Sue Ji berpikir sejenak. “Kau bilang
ingin merilekskan pikiran, kan? Ayo makan es krim !” ujarnya bersemangat.
“Es krim?” tanya Key memastikan
kalau ia tak salah dengar.
Sue Ji mengangguk cepat. “Makan es
krim. Aku mau es krim ! Es krim ! Es krim !” tuntutnya sambil memukul-mukul
dashboard mobil Key.
“Ya~ ! Jangan menganiaya mobilku !”
bentak Key galak.
Sue Ji tak menggubris, ia masih saja
menuntut ingin makan es krim. Key akhirnya menyerah.
“Arasso, arasso ! Kita makan es
krim. Dasar, seperti anak kecil saja !” ledeknya.
“Seperti dirimu sudah tua saja.
Halaboeji.” Sue Ji mehrong. Namun ia segera buang muka begitu Key menggodanya
dengan menghadap ke arahnya sambil memanyunkan bibir dan memejamkan mata.
“Yaa~ ! Mesuuuum !” teriaknya sambil
menutup wajah dengan tas. Key tertawa puas setelah melihat wajah gadis itu
merah bagai tomat masak. Kemudian ia menyalakan mesin mobil dan meluncur menuju
tempat tujuan : es krim.
T
B C
Tidak ada komentar:
Posting Komentar