Tittle : What Love’s Like? – Part 5
Genre : Romance, Comedy
Cast : Choi Minho, Lee Taemin, Kim Kibum “Key”, Onew, Taecyeon & Junho 2PM SHINee, Bae Suzy, Choi Minyoung (OC), Choi Go Eun(OC)
Length : ?
Rating : PG-15
Annyeong.... !
Haha ga kerasa ya liburan udah kelar dan saatnya back to school. Mian ff ini malah publish pas udah masuk sekolah. Abisnya waktu liburan malah diabisin buat nonton DVD sama download film. #curcol
Daripada sibuk baca curcol author yang geje tak habis-habis, mending langsung aja kita cekidot part 5 ini ! ^^
Author POV
“Kim Kibum-ssi?” terka yeoja itu. Key masih mematung. Perasaannya campur aduk antara senang tapi benci. Ya, ia memiliki cukup banyak alasan untuk membenci yeoja di hadapannya.
“Choi Go Eun,” gumam Onew. Kemudian ia menatap Key dan Minho bergantian, lalu tersenyum miris mengingat kenangan itu.
Minyoung merasa seperti pernah melihat yeoja itu, tapi ia tak begitu yakin tau siapa orang itu. “Op..oppa... Nugu?” tanyanya penasaran melihat rahang Key mengeras, begitu pula oppa-nya..
“Annyeong,” sapa yeoja itu ramah. “Annyeong,” balas Sue Ji, Taemin, Taecyeon, dan Junho bersamaan.
“Sudah lama ya, Kim Kibum-ssi, Choi Minho-ssi, Lee Jinki-ssi. Setidaknya kalian mengucapkan salam padaku. Bukankah seharusnya begitu kalau bertemu teman lama?” kata yeoja itu sambil mengangkat kedua sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman. Namun tak ada yang membalas senyum itu.
“Ne. Sudah berapa lama kira-kira? Ah..empat tahun ! Benar kan? Nice to see you again, Go Eun. Apakah bahasa Inggrisku terdengar aneh?” tanya Onew. Walaupun ia mencoba bersikap ramah, tapi ada sedikit kesinisan terselip dalam nada bicaranya.
“Teman lama? Tidakkah kau terlalu percaya diri, Choi Go Eun-ssi? Kapan kita pernah berteman?” tanya Key sinis. Benar-benar sinis. Tak lupa ia memberi penekanan pada embel-embel “–ssi”.
“Masih dendam rupanya. Bagaimana denganmu, Minho? Apakah kau juga tidak pernah berteman denganku?” tanya yeoja yang ternyata bernama Go Eun tersebut sambil menatap Minho yang langsung buang muka.
“An-annyeong,” sapa Minho. Singkat, padat, dan jelas tanpa menatap sedikit pun kepada Go Eun.
*
Pertemuan tak sengaja barusan membuat Sue Ji penasaran. Siapa sebenarnya Choi Go Eun itu?
Kini Sue Ji sedang berada di mobil Key. Tumben Key menawarkan tumpangan padanya.
“Ehem.. Key, ngomong-ngomong...” belum sempat Sue Ji menyelesaikan pertanyaannya sudah dipotong oleh Key. “Yeoja tadi siapa? Itu kan yang ingin kau tanyakan?” Sue Ji mengangguk.
“Dia bukan siapa-siapa. Jadi, berhentilah bertanya.” pungkas Key. Sue Ji diam mendengar jawaban Key yang jelas-jelas tak sesuai harapannya. Ia menangkap sesuatu yang janggal. “Mungkin Minho tau sesuatu,” pikirnya.
*
Malam harinya, Minho tak datang ke toko eomma Sue Ji. Bahkan Sue Ji menungggunya sampai ia telat menutup toko.
“Kemana dia? Padahal aku ingin bertanya banyak padanya,” gumam Sue Ji murung. Kemudian pulang dan mengurung diri di kamarnya. Menimang-nimang ponsel, kemudian pada akhirnya ia mengirim pesan teks kepada Minho.
To : Minho
Kau sudah tidur? Hari ini kau tidak belanja?
Semenit... dua menit... lima menit...
~Good bye, baby good bye~ nada sms di ponsel Sue Ji.
* 1 Received Message
From : Minho
Belum. Tidak.
Mata Sue Ji terbelalak membaca balasan super singkat itu. Ia berpikir keras bagaimana cara untuk menanyakan tentang yeoja tadi. Ia bingung, mengapa ia begitu ingin tau sedangkan ia bahkan tak punya urusan apapun dengan Choi Go Eun.
Akhirnya ia memutuskan untuk menahan rasa penasarannya itu. Ada hal yang lebih penting untuk dibicarakan dengan Minho.
To : Minho
Ada yang ingin kubicarakan mengenai perjanjian kita.
* 1 Received Message
From : Minho
Apa itu?
To : Minho
Aku ingin membatalkannya. Aku sudah terlanjur malu.
Setidaknya dengan membatalkan perjanjian mustahil
tersebut bebanku jadi berkurang.
* 1 Received Message
From : Minho
Ne. Kalau begitu kau harus mengambil bukumu sekarang.
To : Minho
Sekarang? Nanti saja kalau kau ke toko eomma-ku
sekalian bawa bukuku. Ara?
* 1 Received Message
From : Minho
Shireo. Sekarang atau tidak sama sekali.
“Mwo? Aish..merepotkan !” umpat Sue Ji ketika membaca pesan dari Minho.
To : Minho
Huh ! Aku harus mengambil kemana?
* 1 Received Message
From : Minho
Apartemen X. Taemin akan menjemputmu di lobby.
Bawa banana milk !
To : Minho
Ne.
Sue Ji segera menyambar sweaternya. Kebetulan di lemari es masih ada 3 packs banana milk jadi ia mengambil 1 pack untuk dibawa. Kemudian dengan alasan untuk menemui Nana, ia keluar dan segera berlari menuju alamat yang diberikan Minho. Kebetulan letaknya tidak jauh jadi ia hanya jalan kaki.
Setibanya di lobby Sue Ji celingak-celinguk hingga menemukan sosok yang sedang dicarinya : Lee Taemin.
Taemin berjalan menghampiri Sue Ji sambil tersenyum. “Kukira hyung bohong. Ternyata kau benar-benar akan memasak untuk kami. Jeongmal gomawo Sue Ji,” kata namja imut itu dengan senyum merekah.
Melihat senyum itu, Sue Ji melted. “Neomu keyopta !” batinnya. Ia ikut tersenyum. Namun sepersekian detik kemudian ia tersadar, senyumnya hilang seketika. “Me...masak?”
“Ne. Minho hyung bilang mulai sekarang kami tak perlu makan mie ramen setiap malam karena kau mulai hari ini akan memasakkan makan malam untuk kami,” jelas Taemin yang tanpa ia sadari telah membuat Sue Ji shock.
“Choi Minho... kali ini apa lagi?” geram Sue Ji dalam hati.
“Kajja !” ajak Taemin. Dengan lesu Sue Ji mengikuti langkah Taemin ke dalam lift.
Sesampainya di apartemen Minho & Taemin...
“Hyuuuung...!” panggil Taemin riang sambil mengganti sepatunya dengan sandal rumah.
“Berisik sekali sih, Taem?!” omel Junho dari dalam ruangan.
Eh? Junho? Kenapa bisa ada Junho? Pikir Sue Ji
“Bukankah kau yang tadi siang? Hmm... Bae Soo Jin-ssi?” tanya Junho membuyarkan lamunan Sue Ji.
“Bukan Soo Jin, hyung. Bae Sue Ji. Kau ini masih muda kok pelupa sih?” omel Taemin.
“Oh... iya iya Bae Sue Ji. Ngomong-ngomong kenapa dia bisa ada di sini?” tanya Junho lagi, masih bingung dengan keberadaan Sue Ji. Nampaknya Minho belum memberitahunya.
“Dia...”
“Sedang apa kalian di situ?” tanya Minho, memotong ucapan Taemin yang baru akan menjelaskan kepada Junho.
Akhirnya mereka semua masuk dan mendapati Onew sedang duduk di sofa kemudian tersenyum kepada mereka.
“Hai...” sapa Onew sembari menunjukkan senyum manisnya.
“Hyung? Tumben kemari?” tanya Taemin heran.
“Aku bosan di rumah. Sekalian mau membicarakan sesuatu dengan Minho,” jawabnya ramah masih dengan senyum terukir manis di wajahnya. Membuat Sue Ji terpesona sampai Minho perlu berdehem untuk menyadarkannya.
“Ehem... bukankah kau mau memasakkan makan malam untuk kami?” tegur Minho.
“Ne? Mengenai itu, sebenarnya aku ingin membahasnya sebentar denganmu. Sepertinya ada kesalahpahaman,” ujar Sue Ji sambil mengisyaratkan Minho agar menghampirinya. Dengan malas Minho menurutinya.
“Apa lagi?” tanya namja jangkung itu sembari memangku tangannya di depan Sue Ji setelah mereka berdua memisahkan diri ke dapur.
“Apa maksudmu dengan memasak makan malam setiap hari? Aku kan...”
“Aku sedang membantumu,” potong Minho.
“Nde??? Membantu?” tanya Sue Ji makin bingung. Minho mengangguk.
“Kau tidak ingin kupermalukan, juga tak mampu menyatukan Key dan Minyoung. Maka dari itu untuk tetap menjaga rahasiamu aku mengganti perjanjian kita,” jelas Minho.
“Tapi...” Sue Ji hendak protes. Namun ia mengurungkan niatnya setelah melihat Minho tersenyum padanya. “Arasso?” tanya Minho. “Ne.”
Tanpa basa-basi Sue Ji mulai memasak. Kalau dibilang jago masak sih tidak. Tapi kalau sekedar masak untuk sarapan atau makan malam ia bisa melakukannya.
Saat makan malam bersama dengan para namja tersebut, awalnya Sue Ji ingin menanyakan mengenai yeoja bernama Choi Go Eun. Namun ditahannya karena ia merasa tidak enak.
Seusai makan malam, Sue Ji cuci piring. Kemudian Onew datang untuk membantunya.
“Eh? Bukankah kau tamu, sunbae?” tanya Sue Ji kaget karena tiba-tiba saja Onew sudah ada di sebelahnya.
“Ah, sudah biasa, kok. Kau kan juga tamu. Aku mewakili para penghuni rumah ini untuk membalas budi pada tamu yang sudah memasakkan makan malam untuk kami,” jawab Onew ramah.
Sue Ji tersenyum senang. “Gomawo, sunbae.”
“Sunbae? Kau teman Minho kan? Sebaiknya panggil oppa saja,” pinta Onew. Sue Ji mengangguk menurut.
“Oiya, Onew sun... Eh, oppa. Boleh aku bertanya sesuatu? Mau dijawab boleh, kalau tidak mau jawab juga tak apa,” Sue Ji memberanikan dii bertanya.
“Mau tanya apa?”
“Choi Go Eun itu siapa?” tanya Sue Ji lagi. Dalam hatinya benar-benar penasaran dengan yeoja itu. Feeling-nya mengatakan kalau yeoja itu bukan ‘bukan siapa-siapa’ seperti yang Key katakan.
Onew menarik napas panjang kemudian menghembuskannya perlahan. “Kau benar-benar ingin tahu?” tanya Onew yang mendapat anggukan Sue Ji.
“Harus kumulai dari mana ya? Sebenarnya yang tau mengenai yeoja itu hanya aku, Minho dan Key. Tapi kalau dirahasiakan juga tak ada untungnya, diceritakan padamu pun tak ada ruginya,” timbang Onew.
“Jadi sebenarnya yeoja itu adalah orang yang disukai Key sejak kelas 4 SD. Kami berempat satu sekolah, aku adalah kakak kelas mereka. Aku, Key dan Minho dulu sangat dekat. Tapi sayangnya yeoja itu malah bilang pada Key kalau ia menyukai Minho. Sejak saat itu Key mulai mencomblangi Minho dan Go Eun sampai akhirnya mereka benar-benar jadian. Itu saat mereka kelas 2 SMP,” Onew menarik napas panjang sebelum kembali melanjutkan ceritanya. Kini mereka sedang duduk di meja makan karena cuci piringnya sudah selesai.
“Minho bahkan tak tau kalau ternyata Key masih suka pada Go Eun. Ia pun bertahan sampai ia kelas 2 SMP. Di hadapanku dan Key, yeoja itu memutuskan Minho. Mengatakan kalau ia tak pernah menyukainya. Ia jadian dengan Minho hanya untuk meningkatkan popularitasnya sebab Minho adalah siswa paling tampan di sekolah. Dengan pedenya, ia berterima kasih pada Key atas kebodohannya merelakan perasaan dan persahabatannya untuk hal yang sia-sia,” Onew mendesah lagi. Sepertinya melakukan flashback membuatnya terbawa suasana.
“Tak lama kemudian ia pindah ke luar negeri. Meninggalkan Key dan Minho yang telah ia permainkan perasaannya. Tamat.” Pungkas Onew akhirnya. Ia ber-puh panjang sambil tersenyum lega.
“Pantas saja ekspresi Key begitu menyeramkan saat bertemu yeoja itu. Minho juga sangat dingin,” Sue Ji bergidik ngeri mengingat ekspresi kedua orang itu tadi siang.
“Kau tidak pulang? Ini sudah malam loh,” kata Onew sambil melirik jam dinding.
“Eh? Waduh...kebablasan. Mian oppa, aku duluan. Terima kasih atas ceritamu tadi,” kata Sue Ji buru-buru. Lagi-lagi Onew hanya tersenyum.
“Annyeong Minho-ssi, Taemin-ssi, Junho-ssi. Aku pulang dulu,” pamit Sue Ji terburu-buru.
*
Sue Ji POV
Esok harinya di sekolah...
Jung seonsaengnim membawa seorang murid baru ke kelasku. Awalnya aku tak terlalu memperhatikan, tapi murid baru itu, bukankah ia...
“Annyeonghaseyo. Joneun Choi Go Eun imnida...” hanya itu yang tertangkap oleh pendengaranku sebab aku terlalu sibuk bergulat dengan pikiranku sampai suara seseorang di belakang mengagetkanku. “Kau...yeoja yang kemarin, bukan?”
“Eh? Emm... Ne. Bae Sue Ji imnida,” sahutku berusaha tersenyum dan tak lupa memperkenalkan diri. Go Eun membalas dengan tersenyum.
Yeoja yang kini duduk di belakangku ini memang cantik, meskipun tak dapat kupungkiri kalau Minyoung lebih cantik.
Teng..tong..teng..tong...
Saatnya istirahat.....
Banyak murid yang berusaha mendekati Go Eun karena ia ramah. Kalau aku sih agak ragu, mengingat cerita Onew oppa semalam membuatku meragukan keramahan Go Eun. Tapi ia terlihat sangat baik dan murah senyum. Apakah yeoja seperti in yang pernah mempermainkan dua orang namja setampan Key dan Minho? Kali ini cerita Onew oppa yang mulai kuragukan, padahal kulihat semalam tak ada nada bercanda saat ia bercerita.
“Kau tidak pergi ke kantin?” tanya seseorang mengagetkanku. Ternyata dia Choi Go Eun.
“Hmm? Kau bertanya padaku?” tanyaku balik. Go Eun celingak-celinguk.
“Memangnya siapa lagi? Ya kamu lah,” candanya.
Ya Tuhan........ aku sungguh bingung harus bersikap seperti apa. Jelas-jelas aku tau Go Eun adalah yeoja yang sudah menjahati Key dan Minho. Tapi ia sangat ramah, termasuk padaku. Haruskah aku ikut bersikap baik? Lagipula kalau aku kan tak punya masalah dengannya.
Setelah melalui sidang panjang lebar dalam pikiranku, akhirnya aku memutuskan untuk bersikap baik dan biasa saja terhadap Go Eun. Mengenai Key dan Minho? Kenapa aku harus bawa-bawa mereka untuk berteman dengan seseorang?
“Oh, hehehe.. mian. Aku sedang tidak ingin pergi ke kantin. Bagaimana denganmu?” tanyaku lagi membuka percakapan di antara kami.
“Aku bawa bekal. Kau mau?” tawar Go Eun sembari mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Kebetulan sekali. Aku sedang lapar. Aku tidak ke kantin bukan karena sedang tidak ingin, tapi karena aku akut kalau Key melihatku ia pasti akan menyuruhku melakukan ini-itu.
“Ini dia ! Untukku satu, dan satu lagi untukmu,” kata Go Eun sambil memberikan sandwichnya yang satu lagi padaku.
“Gomawo,” ucapku sambil tersenyum.
~Good bye, baby good bye~
* 1 Received Message
From : Key
Belikan aku makanan di kantin !
Nanti kuganti uangmu.
Cih ! Pura-pura tidak baca saja ah. :P
Dengan nikmatnya aku makan sandwich pemberian Go Eun. “Mmm... masissta !” pujiku.
“Auuuw !” pekikku sakit saat seseorang tiba-tiba saja menarik lepas ikat rambutku dari belakang.
“YA ! Siapa yang me..” aku hendak protes tapi kata-kataku langsung terhenti begitu berbalik dan melihat siapa pelakunya. Aku berbalik lagi dan menunduk, menelan ludah, kemudian berbalik lagi, siap menerima omelan ‘majikan’-ku kali ini. Tak lupa aku memasang wajah memelas.
Beberapa detik berlalu dan aku belum mendengar omelannya. Entah karena aku tiba-tiba tuli atau memang Key sedang bisu saat ini? Ah ya ! Di sebelahku kan ada...
“Annyeong, Kibum-ssi. Kita bertemu lagi,” sapa Go Eun sambil tersenyum.
Author POV
“Annyeong, Kibum-ssi. Kita bertemu lagi. Bagaimana kabarmu?” sapa Go Eun sambil tersenyum.
Wajah Key yang sedang kusut itu semakin kusut dan muram tatkala melihat wajah itu, senyum itu. Senyum yang pernah membuatnya tergila-gila pada si pemilik senyum itu. Senyum yang pernah menyakitinya dan sahabatnya.
Dengan malas, Key akhirnya menjawab dengan ketus, “Kabarku baik atau tidak itu bukan urusanmu. Jangan sok kenal apalagi sok akrab denganku. Ara?”
Entah Key lupa atau tidak, ia sudah tidak peduli dengan tujuannya mencari Sue Ji ke kelas. Ia meninggalkan kelas itu dengan wajah horor.
Sementara Sue Ji masih melongo, Go Eun tersenyum miris, “Dia benar-benar membenciku,” gumamnya pelan.
T B C
Tidak ada komentar:
Posting Komentar